Abc Kids – Brighton

Seberapa tangguh kita ? by: Trinita Hestiana Sulistiono

Nayla sangat ingin bermain dengan temannya. Wajahnya berseri-seri merencanakan waktu untuk bermain dengan temannya, Tantri.

Ketika bertemu, di luar dugaan, Tantri menolak bermain bersama Nayla dengan alasan akan latihan lomba debat. 

Walaupun sangat nampak Nayla kecewa, namun ia berupaya menguasai dirinya dan menerima kenyataan sambil terus berupaya mencari kesempatan bermain ketika Tantri ada waktu. 

Sebagai orang tua, ada rasa sedih yang saya rasakan ketika anak saya tertolak. Tapi saya perlu mendidik Nayla untuk menerima kenyataan dan mengelola emosi nya secara positif. 

Sebagai orang tua, saya sering membiasakan Nayla untuk mencari solusi yang paling baik ketika suatu kondisi tidak sesuai harapan. Ia harus bisa melihat sisi positif lain yang terjadi karena suatu kondisi yang tidak memungkinkan. Saya percaya, Nayla mampu bersikap seperti itu karena terbiasa beradaptasi dengan situasi, dan benih untuk tangguh ini terus dilatih dari situasi-situasi yg terjadi.

Itu baru satu contoh kecil saja. Contoh lain misalnya saat anak kita menghadapi kekalahan dalam lomba misalnya. Reaksi apa yang ditunjukannya? Apakah Ia dapat menerima kekalahan atau tidak dapat menerima nya? Bagaimana Ia dapat menerima kekalahan sebagai suatu bentuk motivasi untuk terus maju dan memperbaiki performa nya. Atau contoh lain, ketika anak mengerjakan sesuatu yang sulit dan hampir membuatnya menyerah. 

Seringkali kita dihadapkan pada situasi yang sulit juga, karena merasakan apa yang anak-anak kita rasakan. Namun Orang tua perlu menguasai diri dan belajar menjadi kuat dan tangguh untuk dapat menularkan sikap itu ke anak. 

Anak perlu belajar memiliki kemampuan beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit sehingga mampu terlatih menyelesaikan masalah dalam situasi sulit. Kemampuan ini merupakan kecerdasan adversitas (Adversity Quotient).

Sebagai orang tua, ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

  1. Mendidik anak menerima kenyataan atau situasi. 

Bersikap terbuka  dengan anak mengenai situasi atau kondisi tertentu itu sangat penting. Anak perlu tau mengapa sesuatu dapat terjadi. Tanyakan pendapatnya, perasaannya, terhadap situasi tersebut. Hargai setiap pendapatnya. 

  1. Arahkan pemahamannya secara positif. 

Anak pasti memiliki pemahaman yang beragam mengenai situasi, positif dan negatif. Fokuskan pada sisi positifnya. 

  1. Berdiskusi mencari solusi. 

Terhadap situasi atau kondisi yang tidak sesuai harapan, kita dorong anak untuk menyatakan pendapat mengenai solusi yang dapat dan mampu dilakukan. Kita sebagai orangtua memberikan penguatan pada solusi yang dipilih. 

  1. Berikan ruang dan waktu bagi anak untuk melakukan hal yang menjadi pilihannya, sambil terus kita pantau. 

5.Yakinkan diri kita bahwa anak mampu menghadapi situasi sulit. 

  1. Lakukan refleksi dari setiap kondisi yang dapat atau tidak dapat diselesaikan anak. Terbuka terhadap saran dan masukan dari pihak lain yang terlibat, misalnya guru.

Dengan demikian kita juga terlatih untuk tangguh.

Jadi didik diri kita untuk tangguh agar anak kita juga terbiasa tangguh. 

 

Share to :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top